Kamis, 22 Maret 2012

METODE PENDIDIKAN ISLAM


--Macam Metode Pendidikan Islam
 Menurut al-Nahlawi, pendidikan Islam bagi anak-anak maupun orang dewasa dapat diterapkan dengan beberapa metode sebagai berikut.
  1. Metode dialog (hiwar)
  2. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi
  3. Metode pemberian perumpamaan (amtsal)
  4. Metode keteladanan yang baik (uswah hasanah)
  5. Metode pembiasaan
  6. Metode perenungan fenomena alam atau peristiwa sejarah (i’tibar) untuk memperoleh pelajaran (‘ibrah).
  7. Metode nasehat (mau’izah)
  8. Metode pemberian ganjaran dan hukuman (targhib dan tarhib).

1.Metode Hiwar
      Hiwar adalah percakapan timbal-balik (silih berganti) antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik tertentu dan dengan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh guru.
2. Metode Qishas
      Dalam pendidikan Islam, kisah sebagai metode pendidikan sangat penting karena beberapa alasan:
     - Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti alur kisah peristiwanya dan merenungkan maknanya. Makna ini selanjutnya akan memberikan kesan dalam hati pembaca atau pendengar tersebut.
-Kisah Qurani dan Nabawi dapat menyentuh hati manusia karena kisah menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh. Karena tokoh cerita ditampilkan dalam konteks menyeluruh, maka pembaca atau pendengar dapat ikut menghayati atau merasakan kisah itu, seakan-akan dia sendiri sebagai tokohnya. Diantara kelebihan kisah Qurani dan Nabawi ialah bahwa kisah ini bukan saja sangat mengesankan tetapi juga indah dan tidak mengotori pikiran pembaca atau pendengarnya. Sebagai contoh, kita dapat merenungkan kisah Yusuf.

3. Metode Perumpamaan (amtsal)
            Sering kali Tuhan memberikan pelajaran kepada manusia melalui perumpamaan-perumpamaan sebagaimana tersurat dalam al-Ankabut ayat 41 dimana Allah mengumpamakan tuhan selain Allah sebagai sarang laba-laba. Maksudnya, bahwa tuhan selain Allah itu merupakan sesembahan yang sangat rapuh (palsu). Contoh lain perumpamaan sebagai metode untuk mendidik manusia supaya jadi insan yang dermawan adalah sebagaimana termaktub dalam al-Baqarah ayat 261.

4. Metode keteladanan (uswah)
            Murid cenderung meniru perilaku pendidiknya. Alasannya ialah bahwa secara psikologis anak didik memang senang meniru, tidak saja yang baik tetapi juga yang buruk sekalipun. Dikatakan dalam sebuah hadits riwayat ‘Aisyah bahwa akhlak Rasul adalah al-Quran.

5. Metode Pembiasaan
            Kebiasan timbul dari pengulangan. Bila, misalnya, guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membiasakan penyebaran salam dan sekaligus sebagai contoh bagi semua siswanya. 
6. Metode ‘ibrah
            Menurut an-Nahlawi, ‘ibrah [pelajaran] – yang diperoleh lewat perenungan [i’tibar] atas fenomena alam atau peristiwa sejarah – merupakan suatu kondisi psikis yang mengantarkan manusia kepada intisari dari sesuatu yang disaksikan, didengar, dan dihadapi dengan menggunakan pemahaman nalar yang menyebabkan hati mengakuinya.

7. Metode Nasehat (mau’izah)
            Mau’izah adalah nasihat bijaksana yang dapat diterima oleh pikiran dan perasaan orang yang menerimanya. Rasyid Rida, ketika menjelaskan al-Baqarah ayat 232 berkesimpulan bahwa ma’izah adalah nasehat yang disajikan dengan cara yang dapat menyentuh kalbu. Inilah yang lazim disebut nasihat baik (mau’izah hasanah). .
8.Metode targhib dan tarhib
Targhib [lit.: pembangkitan harapan] adalah usaha pendidik untuk membangkitkan minat ataua pengharapan terhadap sesuatu yang sangat didambakan seperti kesenangan, keselamatan, kemenangan, kejayaan, dll. Dalam kata lain, targhib adalah usaha pembangkitan minat dan hasrat manusia untuk memperoleh apa yang dia idamkan. Dalam terminologi pendidikan, targhib  adalah usaha membangkitkan hasrat manusia untuk mendapatkan ganjaran (reward) yang dijanjikan untuk suatu prestasi yang telah dicapai (amal saleh) yang dalam istilah agama disebut sorga. Sedangkan tarhib adalah kebalikan dari targhib. Tegasya, tarhib adalah usaha pendidikan untuk membuat anak didik takut terhadap ancaman hukuman (punishment) yang dijanjikan untuk suatu perbuatan jahat (amal salah) yang dalam istilah agama disebut neraka. Berulang kali disebutkan di dalam al-Qur’an bahwa orang-orang beriman dan berbuat baik akan diberi ganjaran besar berupa sorga. Sedangkan bagi orang-orang kafir dijanjikan neraka. Dwi-ungkapan di dalam al-Quran ini merupakan contoh aplikasi metode targhib dan tarhib.

--Fungsi Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan secara umum dapat dikemukakan sebagai mediator pelaksanaan operasional pendidikan. Secara khusus biasanya metodologi pendidikan berhubungan dengan tujuan dan materi pendidikan dan juga dengan kurikulum. Dengan bertolak pada dua pendekatan ini dapat dikatakan bahwa metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut
          --Tujuan  Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan untuk membentuk manusia berinsan kamil untuk menuju dan mencapai tujuan pendidikan yang tidak mengesampingkan tujuan ilmiah di dunia dan di akhirat.
          --Tugas Metode Pendidikan Islam
Menjadikan siswa memahami materi pelajaran dengan metode pendidikan islam sehingga siswa mampu menyelesaikan kompetensi dan standar pembelajaran yanga akan diterima







Tidak ada komentar:

Posting Komentar